1Hewan Berbicara di Akhir Zaman Maha suci Allah yang telah membuat segala sesuatunya berbicara sesuai dengan yang Ia kehendaki. Termasuk dari tanda-tanda kekuasaanya adalah ketika terjadi hari kiamat akan muncul hewan melata yang akan berbicara kepada manusia sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an, surah An-Naml ayat 82,“Dan
لَا تُدۡرِكُهُ الۡاَبۡصَارُ وَهُوَ يُدۡرِكُ الۡاَبۡصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيۡفُ الۡخَبِيۡرُ Laa tudrikuhul absaaru wa Huwa yudrikul absaara wa huwal Latiiful Khabiir Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Mahahalus, Mahateliti. Juz ke-7 Tafsir Untuk lebih menguatkan uraian sifat-sifat Allah seperti yang disebut sebelumnya, Allah lalu menyatakan bahwa Dia tidak dapat dicapai dalam bentuk apa pun oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat menjangkau dan melihat dengan sejelas-jelasnya segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Mahahalus sehingga tidak dapat dilihat oleh makhluk, lagi Mahateliti sehingga dapat melihat segala sesuatu. Allah menjelaskan hakikat dan keagungan diri-Nya sebagai penegasan dari sifat-sifat-Nya yang telah dijelaskan pada ayat yang baru lalu, yaitu bahwa Allah di atas segala-galanya. Zat-Nya Yang Agung itu tidak dapat dijangkau oleh indera manusia, karena indera manusia itu memang diciptakan dalam susunan yang tidak siap untuk melihat zat-Nya. Sebabnya tidak lain karena manusia itu diciptakan dari materi, dan inderanya hanya menangkap materi-materi belaka dengan perantaraan materi pula; sedangkan Allah bukanlah materi. Maka wajarlah apabila Dia tidak dapat dijangkau oleh indera manusia. Yang dimaksud dengan Allah tidak dapat dijangkau dengan indera manusia, ialah selama manusia masih hidup di dunia. Sedangkan pada hari Kiamat, orang-orang beriman akan dapat melihat Allah. Nabi Muhammad bersabda Sesungguhnya kamu akan melihat Tuhanmu di hari Kiamat seperti kamu melihat bulan di malam bulan purnama, dan seperti kamu melihat matahari di kala langit tidak berawan." Riwayat al-Bukhari dan Jarir, shahih al-Bukhari IV 283. Allah berfirman Wajah-wajah orang mukmin pada hari itu berseri-seri. Memandang Tuhannya. al-Qiyamah/75 22-23 Kemungkinan melihat Tuhan di hari Kiamat, khusus bagi orang-orang mukmin sedangkan orang-orang kafir kemungkinan melihat Allah tertutup bagi mereka. Allah berfirman Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari melihat Tuhannya. al-Muthaffifin/83 15 Allah menegaskan bahwa Dia dapat melihat segala sesuatu yang dapat dilihat, dan basirah penglihatan-Nya dapat menembus seluruh yang ada, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya, baik bentuk maupun hakikat-Nya. Di akhir ayat ini Allah menegaskan lagi bahwa Zat-Nya Mahahalus, tidak mungkin dijangkau oleh indera manusia apalagi hakikat-Nya dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu betapa pun halusnya, tidak ada yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya. 104 Allah menjelaskan kepada kaum Muslimin bahwasanya tanda-tanda bukti kebenaran dan dalil-dalil yang kuat telah datang kepada mereka dari-Nya. Tanda-tanda bukti kebenaran dan dalil-dalil yang kuat itu dapat diketahui oleh mereka baik berupa tanda-tanda kekuasaan Allah di jagat raya maupun petunjuk Allah yang diberikan kepada mereka dengan perantaraan Nabi Muhammad berupa wahyu. Kedua bukti itu dapat memperkuat keyakinan mereka tentang adanya Allah. Sesudah itu Allah menandaskan bahwa barang siapa yang dapat melihat kebenaran dengan jalan memperhatikan kedua bukti itu, dan meyakini adanya Allah serta melakukan amal yang baik, maka manfaat dari semuanya itu adalah untuk dirinya sendiri. Akan tetapi sebaliknya barang siapa yang tidak mau melihat kebenaran atau berpura-pura tidak mengerti, maka akibat buruk dari sikapnya itu akan menimpa dirinya sendiri. Allah berfirman Barang siapa mengerjakan kebajikan maka pahalanya untuk dirinya sendiri dan barang siapa berbuat jahat maka dosanya menjadi tanggungan dirinya sendiri. Fussilat/41 46. Perhatikan pula al-Isra'/17 7 Di akhir ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk mengatakan kepada kaumnya bahwa Muhammad sekali-kali bukanlah pemelihara mereka, yakni Nabi Muhammad sekali-kali tidak ditugaskan mengawasi amal-amal mereka dan tidak dapat membuat mereka menjadi mukmin. Dia hanyalah seorang utusan Allah yang ditugaskan untuk menyampaikan wahyu yang telah diterimanya. Sebenarnya yang mengawasi amal mereka ialah Allah. Dia mempunyai pengawasan yang tak terbatas terhadap semua amal mereka baik yang mereka lakukan secara terang-terangan ataupun yang mereka lakukan secara sembunyi-sembunyi. Semua amal itu akan diberi balasan yang setimpal. sumber Keterangan mengenai QS. Al-An’amSurat Al An'aam binatang ternak unta, sapi, biri-biri dan kambing yang terdiri atas 165 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah, karena hampur seluruh ayat-ayat-Nya diturunkan di Mekah dekat sebelum hijrah. Dinamakan Al An'aam karena di dalamnya disebut kata An'aam dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Juga dalam surat ini disebutkan hukum-hukum yang berkenaan dengan binatang ternak itu.
Untukmelihat makhluk gaib di bacakan ke kasturi asli / kasturi putih / kasturi hitam sebanyak 12000x dan dizikirkan surah Surat Al-Mulk ayat 14, Surat Al An'am ayat 103 dan Surah Qaf ayat 22 sebanyak 71x dan ditiupkan di kasturi tersebut, kemudian dioleskan di antara 2 alis dan teruskan wirid bismillahirrahmanirrahim sampai nampak mkahluk ghaib.
Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata artinya engkau tidak akan dapat melihat-Nya sebab hal ini hanya khusus untuk kaum mukminin kelak di akhirat sebagaimana yang diungkapkan dalam firman-Nya surah Al-Qiyamah ayat 22-23 yaitu, "Wajah-wajah orang-orang mukmin pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat." Dijelaskan pula dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yaitu, "Sesungguhnya kamu itu akan melihat Tuhanmu kelak di akhirat sebagaimana kamu melihat bulan pada malam purnama." Ada penafsiran lain yang mengatakan, bahwa yang dimaksud ialah bahwa pandangan mata itu tidak akan dapat meliputi-Nya sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan yakni Dia dapat melihatnya sedangkan apa-apa yang terlihat itu tidak dapat melihat-Nya; dan tiada selain-Nya mempunyai sifat ini dan Dialah Yang Maha Lembut terhadap kekasih-kekasih-Nya lagi Maha Waspada terhadap mereka. Dia tidak dapat dilihat oleh mata, tetapi Dia mengetahui partikel-partikel kecil mata, dan selain mata. Dia Mahalembut, maka tak ada sesuatu pun yang luput dari pandangan-Nya. Dia Mahatahu, maka tak ada sesuatu yang tidak diketahui-Nya. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Tidak ada seorang pun yang dapat melihat Allah di dunia. Adapun di akhirat, maka kaum mukmin akan melihat Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda Ilmu-Nya meliputi segala yang nampak maupun yang tersembunyi, pendengaran-Nya mendengar semua suara yang keras maupun yang rahasia, dan penglihatan-Nya melihat semua yang terlihat, besar maupun kecil. Oleh karenanya Dia Mahahalus lagi Mahateliti sehingga segala yang tersembunyi atau samar bagi manusia, tidak samar dan tidak tersembunyi bagi-Nya. Di antara kelembutan-Nya adalah Dia mengarahkan hamba-Nya kepada hal yang bermaslahat bagi agamanya, menyampaikannya dengan cara-cara yang tidak disadari hamba, mengarahkannya kepada kebahagiaan abadi dari arah yang tidak diperkirakannya.
Memikatkekasih hati – Baca Surah Al-An’am ayat 103. Baca ayat ini sebanyak 7 kali sebanyak 7 malam berturut-turut. Semasa membaca, bayangkan wajah orang yang dicintai mencintai anda. Inilah cara pengamalan pengasihan ayat 31 surat Yusuf seperti yang pernah dishare di blog wongalus : syahadat 3X- Astagfirullaahal ‘azhiim min-kulli
لَا تُدْرِكُهُ الْاَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْاَبْصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ الانعام ١٠٣Untuk lebih menguatkan uraian sifat-sifat Allah seperti yang disebut sebelumnya, Allah lalu menyatakan bahwa Dia tidak dapat dicapai dalam bentuk apa pun oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat menjangkau dan melihat dengan sejelas-jelasnya segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Mahahalus sehingga tidak dapat dilihat oleh makhluk, lagi Mahateliti sehingga dapat melihat segala sesuatu.Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata artinya engkau tidak akan dapat melihat-Nya sebab hal ini hanya khusus untuk kaum mukminin kelak di akhirat sebagaimana yang diungkapkan dalam firman-Nya surah Al-Qiyamah ayat 22-23 yaitu, "Wajah-wajah orang-orang mukmin pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat." Dijelaskan pula dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yaitu, "Sesungguhnya kamu itu akan melihat Tuhanmu kelak di akhirat sebagaimana kamu melihat bulan pada malam purnama." Ada penafsiran lain yang mengatakan, bahwa yang dimaksud ialah bahwa pandangan mata itu tidak akan dapat meliputi-Nya sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan yakni Dia dapat melihatnya sedangkan apa-apa yang terlihat itu tidak dapat melihat-Nya; dan tiada selain-Nya mempunyai sifat ini dan Dialah Yang Maha Lembut terhadap kekasih-kekasih-Nya lagi Maha Waspada terhadap Allah Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan dengan makna ayat ini, ada beberapa pendapat di kalangan para imam dari kalangan ulama pendapat pertama, Allah tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata di dunia, sekalipun nanti di akhirat dapat dilihat. Demikianlah menurut apa yang disebutkan oleh banyak hadis mutawatir dari Rasulullah Saw. melalui berbagai jalur periwayatan yang telah ditetapkan di dalam kitab-kitab Sahih, kitab-kitab Musnad, dan kitab-kitab dengan hal ini Masruq telah meriwayatkan dari Siti Aisyah yang mengatakan, "Barang siapa yang menduga bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya, sesungguhnya ia telah berdusta." Menurut riwayat lain 'melihat Allah', karena sesungguhnya Allah Swt. telah berfirman Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Al An'am103Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim, melalui hadis Abu Bakar ibnu Ayyasy, dari Asim ibnu Abun Nujud, dari Abud Duha, dari Masruq. Hadis ini telah diriwayatkan pula oleh bukan hanya seorang, dari Masruq. Telah ditetapkan pula di dalam kitab Sahih dan kitab-kitab lainnya, dari Siti Aisyah melalui berbagai jalur periwayatan. Tetapi Ibnu Abbas berpendapat berbeda, menurut riwayat yang bersumberkan darinya, penglihatan ini bersifat mutlak yakni di dunia dan akhirat. Menurut suatu riwayat yang bersumberkan darinya, Nabi Saw. pernah melihat Tuhannya dengan pandangan kalbunya sebanyak dua kali. Masalah ini disebutkan di dalam permulaan tafsir surat An-Najm, Insya Abu Hatim menuturkan bahwa Muhammad ibnu Muslim pernah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ibrahim Ad-Dauraqi, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Mu'in, ia mengatakan bahwa ia pernah mendengar Isma'il ibnu Ulayyah mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata. Al-An?am 103 Hal ini di dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa makna firman-Nya Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata. Al-An?am 103 Yakni semua penglihatan mata. Hal ini telah di-takhsis oleh hadis yang menyatakan bahwa orang-orang mukmin kelak di akhirat dapat melihat lain —yaitu dari kalangan Mu'tazilah— mengatakan sesuai dengan pemahaman mereka terhadap makna ayat ini, yaitu bahwa Allah tidak dapat dilihat, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian, mereka berpendapat berbeda dengan ahli sunnah wal jama'ah dalam masalah ini karena ketidakmengertian mereka kepada apa yang ditunjukkan oleh Kitabullah dan sunnah Rasulullah. Adapun dalil dari Al-Qur’an ialah firman Allah Swt.Wajah-wajah orang-orang mukmin pada hari itu berseri, kepada Tuhannyalah mereka melihat. Al Qiyaamah22-23Allah Swt. telah berfirman pula, menceritakan perihal orang-orang kafirSekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari melihat Tuhan mereka. 8315Imam Syafii mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa orang-orang mukmin tidak terhalang untuk melihat Tuhan mereka Yang Mahasuci lagi Mahatinggi. Adapun mengenai dalil dari sunnah, maka banyak hadis mutawatir diriwayatkan dari Abu Sa'id, Abu Hurairah, Anas, Juraij, Suhaib, Bilal, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan sahabat, dari Nabi Saw., semuanya menyebutkan bahwa orang-orang mukmin kelak di akhirat dapat melihat Allah di 'Arasat halaman-halaman surga dan di taman-taman surga. Semoga Allah menjadikan kita dari golongan mereka berkat karunia dan kemuliaanNya, pendapat lain sehubungan dengan makna firman-Nya Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata. Al An'am103 Yakni oleh rasio akal. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim, dari Ali ibnul Husain, dari Al-Fallas, dari Ibnu Mahdi, dari Abul Husain Yahya ibnul Husain qari' ahli Mekah, bahwa dia telah mengatakan hal tersebut. Tetapi pendapat ini garib sekali, dan berbeda dengan makna lahiriah ayat. Seakan-akan dia berpandangan bahwa lafaz idrak di sini bermakna lain mengatakan bahwa tidak ada pertentangan antara ketetapan melihat dan pe-nafi'-an idrak dan yang lebih khusus daripada ru-yah melihat, karena sesungguhnya pengertian idrak mencapai tidak memastikan adanya pe-nafi-an hal yang lebih khusus dengan pe-nafi-an yang lebih mereka berselisih pendapat mengenai pengertian pencapaian yang ditiadakan yang di-nafi-kan, yakni bagaimana hakikatnya? Menurut suatu pendapat, yang di-nafi-kan adalah mengetahui hakikat-Nya, karena sesungguhnya tidak ada yang mengetahui-Nya selain Dia sendiri, sekalipun orang-orang mukmin dapat melihat-Nya. Perihalnya sama dengan orang yang melihat rembulan, sesungguhnya dia tidak dapat mengetahui hakikat, keadaan, dan materinya. Maka Tuhan Yang Mahabesar lebih utama daripada hal tersebut, dan hanya Dialah Yang memiliki perumpamaan Yang Maha Ulayyah mengatakan bahwa pengertian tersebut yakni mustahil mengetahui hakikat Allah hanya terjadi di dunia. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu lainnya lagi mengatakan bahwa makna pengetahuan atau idrak lebih khusus daripada ru-yah penglihatan, makna idrak sama dengan meliputi. Mereka mengatakan bahwa tidak adanya peliputan bukan berarti memastikan tidak adanya penglihatan, sebagaimana tidak adanya ilmu yang meliputi bukan berarti memastikan tidak adanya ilmu. Firman Allah sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi-Nya. Thaahaa110 Di dalam sebuah hadis sahih Muslim disebutkanSaya tidak dapat meliputi pujian kepada-Mu, pujian-Mu hanyalah seperti apa yang Engkau pujikan terhadap ini tidaklah memastikan tidak adanya pujian kepada Dia. Maka demikian pula dalam masalah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Al An'am103 Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna ayat ialah penglihatan seseorang tidak dapat meliputi Kerajaan Allah.Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Hammad ibnu Talhah Al-Qannad, telah menceritakan kepada kami Asbat, dari Sammak, dari Ikrimah, bahwa pernah ditanyakan kepadanya mengenai makna firman Allah Swt. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata. Al An'am103 Ikrimah berkata, "Tidakkah engkau melihat langit?" Si penanya menjawab, "Ya, tentu saja melihat." Ikrimah berkata, "Apakah semuanya dapat terlihat?"Sa'id ibnu Arubah telah meriwayatkan dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Al An'am103 Bahwa Dia Mahabesar dari kemampuan penglihatan mata untuk dapat Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sa'd ibnu Abdullah ibnu Abdul Hakam, telah menceritakan kepada kami Khalid ibnu Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Abu Urfujah, dari Atiyyah Al-Aufi sehubungan dengan makna firman-Nya Wajah-wajah orang-orang mukmin pada hari itu berseri-seri, kepada Tuhannyalah mereka melihat. Al Qiyaamah22-23 Atiyyah mengatakan bahwa mereka melihat Allah, tetapi pandangan mereka tidak dapat meliputi-Nya karena Kebesaran-Nya, sedangkan pandangan Allah meliputi mereka semuanya. Yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang lainnya lagi mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini dengan mengetengahkan apa yang diriwayatkan oleh Imam Turmuzi di dalam kitab Jami-nya, Ibnu Abu Asim di dalam kitab Sunnah-nya, Ibnu Abu Hatim di dalam kitab Tafsir-nya, Ibnu Murdawaih di dalam kitab Tafsir-nya, dan Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya melalui hadis Al-Hakam ibnu Aban yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ikrimah berkata, "Aku pernah mendengar Ibnu Abbas mengatakan, 'Muhammad pernah melihat Tuhannya Yang Mahasuci lagi Mahatinggi.' Maka aku berkata, 'Bukankah Allah telah berfirman Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Al An'am103?' Ibnu Abbas berkata kepadaku, 'Semoga engkau tidak beribu yakni celakalah kamu. Yang demikian itu adalah nur-Nya yang juga merupakan nur-Nya. Apabila Allah menampakkan nur-Nya, maka tidak ada sesuatu pun yang dapat melihat-Nya'." Menurut riwayat lain, tidak ada sesuatu pun yang dapat tegak karena-Nya. Imam Hakim mengatakan bahwa asar ini sahih dengan syarat Syaikhain Bukhari dan Muslim, tetapi keduanya tidak Allah tidak pernah tidur, dan tidak layak bagi-Nya tidur, Dia merendahkan timbangan amal dan meninggikannya. Dilaporkan kepada-Nya amal perbuatan siang hari sebelum malam tiba, dan amal malam hari sebelum siang hari tiba. Hijab penghalang-Nya adalah nur atau api, seandainya Dia membuka hijab~Nya, niscaya kesucian Zat-Nya akan membakar semua makhluk-Nya sepanjang dalam kitab-kitab terdahulu disebutkan bahwa sesungguhnya Allah berfirman kepada Musa ketika Musa memohon agar dapat melihat-Nya, "Hai Musa, sesungguhnya tidak ada makhluk hidup pun yang melihatKu melainkan pasti mati, dan tidak ada benda mati pun yang Aku menampakkan diri-Ku kepadanya melainkan pasti hancur lebur." Dan Allah Swt. telah berfirmanTatkala Tuhannya tampak bagi gunung itu, kejadian itu membuat gunung itu hancur lebur dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata, "Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau, dan aku orang yang pertama-tama beriman.” Al A'raf143Yang di-nafi-kan ditiadakan oleh asar ini adalah idrak secara khusus, tetapi bukan berarti me-nafi-kan dapat melihat-Nya kelak di hari kiamat, kelak di hari kiamat Allah menampakkan diri-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin menurut apa yang dikehendaki-Nya. Adapun mengenai keagungan dan kebesaran-Nya, sesuai dengan Zat-Nya Yang Mahatinggi lagi Mahasuci serta Mahabersih, tidak dapat dicapai oleh pandangan mata. Karena itulah Ummul Mu’minin Siti Aisyah menetapkan adanya penglihatan dapat melihat Allah di akhirat dan me-nafi-kan meniadakannya di dunia. Siti Aisyah mengatakan demikian dengan berdalilkan firman-Nya yang mengatakanDia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang yang di-nafi-kan oleh Siti Aisyah ialah pencapaian yang dengan kata lain melihat kebesaran dan keagungan Allah sesuai dengan keadaan Zat-Nya, karena sesungguhnya hal tersebut tidak mungkin bagi manusia, tidak mungkin bagi para malaikat, tidak mungkin pula bagi makhluk lainnya....sedangkan Dia dapat melihat segala yang Dia meliputi semuanya dan mengetahui seluk-beluknya, karena sesungguhnya semuanya itu adalah makhluk-Nya, seperti yang disebutkan di dalam ayat lainApakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui yang kalian lahirkan dan rahasiakan, dan Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui? Al Mulk14Adakalanya pengertian absar diungkapkan menunjukkan makna orang-orang yang melihat, seperti yang dikatakan oleh As-Saddi dalam takwil firman-NyaDia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang tiada sesuatu pun yang dapat melihat-Nya, sedangkan Dia melihat semua Aliyah telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nyadan Dialah Yang Mahahalus lagi Maha Mahahalus untuk mengeluarkannya lagi Maha Mengetahui tentang tempatnya, Wallahu A lam. Takwil ini sama pengertiannya dengan nasihat Luqman terhadap anaknya, seperti yang disitir oleh firman Allah Swt. berikutLuqman berkata, "Hai anakku, sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya membalasnya. Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui.” Luqman16Dia tidak dapat dilihat oleh mata, tetapi Dia mengetahui partikel-partikel kecil mata, dan selain mata. Dia Mahalembut, maka tak ada sesuatu pun yang luput dari pandangan-Nya. Dia Mahatahu, maka tak ada sesuatu yang tidak diketahui-Nya.
Yangdapat diukur melalui lingkaran besar. Maka, menurut Hasbi Ash-Shiddieqy, setelah menafsirkan “kiblat” pada ayat 144 surat al-Baqarah dengan “arah kiblat”.kaum muslimin harus mengetahui posisi Baitul Haram dengan cara mempelajari ilmu Bumi dan Ilmu Falak [12]. Dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang ilmu falak
لَّا تُدْرِكُهُ ٱلْأَبْصَٰرُ وَهُوَ يُدْرِكُ ٱلْأَبْصَٰرَ ۖ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُ Arab-Latin Lā tudrikuhul-abṣāru wa huwa yudrikul-abṣār, wa huwal-laṭīful-khabīrArtinya Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Al-An'am 102 ✵ Al-An'am 104 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Berharga Terkait Surat Al-An’am Ayat 103 Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 103 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam tafsir berharga dari ayat ini. Terdapat aneka ragam penjelasan dari berbagai ahli tafsir berkaitan makna surat Al-An’am ayat 103, di antaranya seperti termaktub📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaKamu tidak dapat melihat Allah oleh penglihatan mata di duniaini. Adapun di akhirat, sesungguhnya kaum mukminin akan dapat melihat tuhan mereka tanpa ada dinding penghalang, sedang Dia dapat melihat semua penglihatan dan meliputinya, serta mengetahuinya sesuai dengan apa adanya. Dan Dia maha lembut terhadap para kekasihNya, lagi maha teliti yang Maha mengetahui perkara-perkara yang samar dan detail.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram103. Dia tidak dapat diliputi diketahui secara menyeluruh oleh penglihatan mata, sedangkan Dia -Subḥānahu- dapat menangkap dan meliputi penglihatan mata. Dan Dia Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya yang saleh lagi Maha Mengetahui perihal mereka.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah103. Allah tidak menyerupai sesuatupun yang ada di alam semesta, sehingga penglihatan di dunia tidak dapat meliputi-Nya, karena Dia tidak dapat diliputi waktu dan tempat. Adapun di akhirat orang-orang beriman akan melihat Tuhan mereka sebagaimana dalam firman Allah وجوه يومئذ ناضرة. إلى ربها ناظرة “wajah-wajah orang-orang mukmin pada hari itu berseri-seri, kepada Tuhannyalah mereka melihat” Allah Maha lembut kepada hamba-hamba-Nya dan Maha Mengetahui amal perbuatan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah103. لَّا تُدْرِكُهُ الْأَبْصٰرُ Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata Yakni Dia tidak dilihat seorangpun di dunia ini, tidak dapat dicapai hakikat diri-Nya dengan penglihatan. Dan Dia dapat dilihat oleh orang-orang beriman di akhirat namun tidak dapat meliputi seluruh Dzat-Nya, sebagaimana firman-Nya وجوه يومئذ ناضرة إلى ربها ناظرة “Wajah-wajah orang-orang mukmin pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat”. Dan kemungkinan penglihatan orang mukmin kepada Allah di akhirat telah termaktub dalam hadist-hadist yang diriwayatkan secara mutawattir sehingga tidak ada keraguan dan syubhat dalam kebenarannya. وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصٰرَ ۖ sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan Yakni meliputinya dan mencapai hakikatnya. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya hal yang tersembunyi. وَهُوَ اللَّطِيفُ dan Dialah Yang Maha Halus Yakni lemah lembut terhadap hamba-hamba-Nya. Pendapat lain mengatakan makna اللطيف yakni mengetahui segala rahasia dengan mudah. الْخَبِيرُ lagi Maha Mengetahui Yakni yang meliputi segala sesuatu dengan mengetahui segala yang lahir dan yang batin.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah103. Dia Allah tidak bisa dilihat dengan penglihatan di dunia, tidak pula mereka bisa mengawasinya di akhirat. Dan orang-orang mukmin itu mampu melihatNya karena firmanNya {Wujuuhun yaumaidzin naadhirah, Ilaa rabbihaa nazhirah} [Surah Al-Qiyamah, 75/22-23] dan riwayat penglihatan itu dikuatkan dengan hadits-hadits mutawatir. Hanya Allahlah yang mampu mengawasi dengan penglihatanNya. Dialah Dzat yang mengawasi hamba-hambaNya dan Maha Memberitahu tentang perkara-perkaraa ciptaanNya📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahDia tidak dapat dijangkau oleh penglihatan mata} Dia tidak bisa dijangkau oleh penglihatan {sedangkan Dia dapat menjangkau segala penglihatan itu} Dia menjangkau dan meliputi pengelihatan dengan ilmuNya {Dialah Yang Maha Lembut lagi Maha MengetahuiMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H103. “Dia tidak dapat di capai oleh penglihatan mata,” karena kebesaran, keagungan dan kesempurnaanNya, maksudnya, mata penglihatan tidak bisa mengetahuiNya dari segala segi walaupun mata bisa melihatNya, dan bergembira melihat kepada wajahNya yang mulia. Penafian terhadap pengetahua tidak berarti manafikan penglihatan, justru ia menetapkanNya dengan cara pemahaman mafhum, karena ketika ayat tersebut manfikan “pengetahuan” idrak yang mana ia merupakan sifat penglihatan Ru’yah yang paling khusus, maka hal itu menunjukan bahwa penglihatan adalah tetap tsabit dan tidak dinafikan. Seandanyai ayat ini hendak menafikan penglihatan niscaya ia akan mengatakan, “Tidak dilihat oleh mata,” atau ucapan lain yang sejenis. Dari sini di ketahui bahwa ayat ini tidak terdapat dalil yang mendukung pendapat para pengingkar sifat Allah yang meniadakan kemungkinan melihat Allah di Akhirat. Justru ayat ini mengandung bantahan terhadap pendapat tersebut. “Sedang Dia dapat melihat penglihatan itu.” Maksudnya, Dia-lah yang ilmuNya meliputi lahir dan batin. pendengaranNya meliputi seluruh suara yang samar dan yang jelas, dan penglihatanNya meliputi segala yang terlihat, baik kecil maupun yang besar. Oleh karenya, Dia befirman, “Dan Dia-lah Yang Mahaluas dan Maha Mengetahui.” Maksudnya,ilmu dan pengetahuannya cermat dan teliti sehingga Dia mengetahui sesuatu yang rahasia, yang samar, yang tersembunyi dan yang tersimpan. Dan diantara kelembutan Allah adalah bahwa dia membimbing hamba-hambaNya kepada kemaslahatan agamaNya, mengantarkannya dengan cara dimana hamba itu tidak merasa dan tidak berusaha padanya. Dia mengantarkannya pada kebahagiaan abadi dan keberuntungan yang kekal dari arah yang tidak terduga, bahkan dia mentakdirkan perkara-perkara yang tidak disukai dan tidak di rasa oleh hamba sehingga dia memohon kepadanya agar menyembuhkanNya. Hal tersebut bahwa dia mengetahui agamanNya, lebih baik dan bahwa kesempurnaan agamanya bergantung kepada ujian tersebut. Mahasuci Allah Yang Mahalembut kepada apa yang Dia kehendaki, Maha Penyayang kepada orang-orang Mukmin.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-An’am ayat 103 Tidak ada seorang pun yang dapat melihat Allah di dunia. Adapun di akhirat, maka kaum mukmin akan melihat Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لاَ تُضَامُّونَ فِى رُؤْيَتِهِ ، “Sesungguhnya kamu akan melihat Tuhan kamu sebagaimana kamu melihat bulan purnama ini, kamu tidak berdesakan dalam melihat-Nya.” HR. Bukhari-Muslim Ilmu-Nya meliputi segala yang nampak maupun yang tersembunyi, pendengaran-Nya mendengar semua suara yang keras maupun yang rahasia, dan penglihatan-Nya melihat semua yang terlihat, besar maupun kecil. Oleh karenanya Dia Mahahalus lagi Mahateliti sehingga segala yang tersembunyi atau samar bagi manusia, tidak samar dan tidak tersembunyi bagi-Nya. Di antara kelembutan-Nya adalah Dia mengarahkan hamba-Nya kepada hal yang bermaslahat bagi agamanya, menyampaikannya dengan cara-cara yang tidak disadari hamba, mengarahkannya kepada kebahagiaan abadi dari arah yang tidak diperkirakannya.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 103Untuk lebih menguatkan uraian sifat-sifat Allah seperti yang disebut sebelumnya, Allah lalu menyatakan bahwa dia tidak dapat dicapai dalam bentuk apa pun oleh penglihatan mata, sedang dia dapat menjangkau dan melihat dengan sejelas-jelasnya segala penglihatan itu, dan dialah yang mahahalus sehingga tidak dapat dilihat oleh makhluk, lagi mahateliti sehingga dapat melihat segala sesuatukemampuan penglihatan manusia amat terbatas seperti diisyaratkan oleh ayat sebelum ini. Namun demikian, manusia dianugerahi oleh Allah dengan mata batin. Ayat ini menegaskan bahwa sungguh, bukti-bukti yang nyata dan sangat jelas telah datang dari tuhanmu yang disampaikan melalui wahyu. Barang siapa melihat kebenaran itu dengan mata hatinya, maka manfaatnya bagi dirinya sendiri, bukan untuk orang lain, dan barang siapa buta mata batinnya dan tidak melihat kebenaran itu, maka dia sendiri-lah yang akan rugi, bukan orang lain. Dan aku, yakni nabi Muhammad, bukanlah penjaga-Mu, tetapi aku hanya sekadar menyampaikan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangDemikianlah beragam penafsiran dari berbagai mufassir terhadap isi dan arti surat Al-An’am ayat 103 arab-latin dan artinya, semoga memberi kebaikan untuk kita semua. Support syi'ar kami dengan memberi backlink ke halaman ini atau ke halaman depan Halaman Banyak Dicari Kami memiliki berbagai topik yang banyak dicari, seperti surat/ayat Ar-Ra’d 11, Al-Adiyat, Al-Balad, Luqman 14, Juz al-Qur’an, Al-Baqarah 185. Termasuk Ali Imran 190-191, Al-Baqarah 153, Al-Insyirah 5-6, Al-Fajr, Al-An’am, Al-Maidah. Ar-Ra’d 11Al-AdiyatAl-BaladLuqman 14Juz al-Qur’anAl-Baqarah 185Ali Imran 190-191Al-Baqarah 153Al-Insyirah 5-6Al-FajrAl-An’amAl-Maidah Pencarian quran surah almaidah ayat 32, laqod kana lakum fi rasulillahi uswatun hasanah artinya, al hijr ayat 21, al anam 151, surah al an'am ayat 152 beserta artinya Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
1 LAA TUDRIKUHUL ABSHOORU WAHUWA YUDRIKUL ABSHOORO WAHUWAL LATHIIFUL KHOBIIR 100 X (Surat Al An'am ayat 103) 2. FAKASYAFNAA 'ANGKA GHITHOO-AKA FABASHORUKAL YAUMA HADIID 100 X Dan tengah malamnya setelah solat sunnah hajat 2 rokaat baca ayat ke 1 di atas sebanyak 21 x dan ayat ke 2 di atas sebanyak 1000 x. Setiap
103. لَّا تُدْرِكُهُ ٱلْأَبْصَٰرُ وَهُوَ يُدْرِكُ ٱلْأَبْصَٰرَ ۖ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُ lā tudrikuhul-abṣāru wa huwa yudrikul-abṣār, wa huwal-laṭīful-khabīr 103. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Tafsir Pada ayat ini menggunakan kata الإِدْرَاكُ, yang artinya mencapai atau meliputi secara keseluruhan. Kaum Muktazilah menjadikan ayat ini sebagai dalil bahwa Allah ﷻ tidak dapat dilihat, baik di dunia maupun di Akhirat. Mereka memaknai الإِدْرَاكُ dengan melihat’, sehingga makna ayat adalah bahwa Allah tidak bisa dilihat dengan penglihatan mata. Pendapat ini dibantah oleh para ulama dari kalangan Ahlusunah maupun Asya’irah, meskipun Asya’irah sedikit berbeda dengan Ahlusunah dalam masalah ini. Di antara bantahan terhadap muktazilah dalam masalah ini adalah sebagai berikut Pertama Secara bahasa, makna الإِدْرَاكُ adalah الإِحَاطَةُ meliputi secara keseluruhan, bukan الرُّؤيَة melihat. Di antara dalilnya adalah firman Allah ﷻ, ﴿فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَىٰ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ﴾ “Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul”. QS. Ash Shu’ara 61 Di sini kata الإِدْرَاكُ tidak dimaknai dengan melihat, akan tetapi dengan tersusul terkepung/terliputi. Tidak tepat jika الإِدْرَاكُ pada ayat ini dimaknai dengan melihat, karena kedua golongan itu memang sudah saling melihat sebelumnya. Kedua Kelanjutan ayat 103 dari surah Al-An’am ini, yaitu ﴿وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَۖ ﴾ “… sedang Dia dapat meliputi seluruh penglihatan ...” Sungguh tidak tepat apabila الإِدْرَاكُ pada ayat di atas dimaknai dengan penglihatan, sehingga maknanya “Sedang Dia dapat melihat seluruh penglihatan”, karena penglihatan adalah sesuatu yang abstrak. Makna yang tepat dari الإِدْرَاكُ pada ayat di atas adalah meliputi, yakni meliputi seluruh penglihatan secara mutlak nan sempurna. Ketiga Ayat ini ditujukan untuk memuji Allah ﷻ, sedangkan tidak dapat terlihatnya sesuatu bukanlah merupakan suatu pujian. Allah ﷻ tidak sedang memuji diri-Nya karena tidak dapat terlihat. Akan tetapi Allah ﷻ hendak memuji diri-Nya, lantaran meskipun Dia ﷻ dapat terlihat, namun tiada suatu penglihatan pun yang dapat meliputiNya secara keseluruhan. Sebagaimana Allah ﷻ dapat diketahui, namun tiada satu pengetahuan atau akal pun yang dapat meliputi dan mengetahui segala sesuatu tentang Allah ﷻ. Oleh karenanya Allah ﷻ berfirman, ﴿يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا﴾ “Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya.” QS. Ta Ha110. Allah ﷻ juga dapat dipuji, namun tiada apa pun yang mampu memujiNya secara sempurna. Nabi Muhammad ﷺ pernah berdoa, لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ “Aku tidak bisa menyebut semua pujian untuk-Mu. Sungguh Engkau sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri.”[1] Di akhir ayat, Allah ﷻ menyebut salah satu asma-Nya, yaitu Al-Lathif, yakni Mahahalus. Terdapat dua penafsiran di kalangan ulama terkait makna Al-Lathif. Pertama, yakni bahwa Allah ﷻ Maha mengetahui segala sesuatu yang halus/pelik. Kedua, yakni Allah ﷻ menyampaikan kebaikan kepada para makhluk dengan cara yang halus, tanpa disadari oleh mereka. Sebagaimana disebutkan dalam kisah Nabi Yusuf Alahissalam, ketika Allah ﷻ menyampaikan kenikmatan kepada beliau Alahissalam secara halus, di sela-sela berbagai ujian yang menerpa beliau Alahissalam. beliau Alahissalam pun menyadari sifat Allah ﷻ yang luar biasa nan sempurna ini, sehingga beliau Alahissalam berkata, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, ﴿وَقَالَ يَاأَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِن قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّاۖ وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُم مِّنَ الْبَدْوِ مِن بَعْدِ أَن نَّزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِيۚ إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِّمَا يَشَاءُۚ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ﴾ “Yusuf pun berkata, “Wahai ayahku inilah takbir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan hubungan antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. QS. Yusuf 100 Sedangkan makna asma-Nya, Al-Khabir, adalah Maha mengetahui secara detail. Dapat dikatakan bahwa secara makna, Al-Khabir tidak jauh berbeda dengan Al-Lathif pada maka al-Lathif yang pertama. ________________ Footnote [1] HR. Muslim No. 486
SuratAl-Kahfi merupakan surat ke-18 dalam Al-Quran yang terdiri dari 110 ayat. Surat ini termasuk golongan surat Makiyyah, dan merupakan pertengahanJuz dari Al-Quran yaitu antara juz 15 dan 16. 103. qul hal nunabbi-ukum bial-akhsariina a’maalaan Doa Pengasihan Memikat Hati Paling Mujarab Selasa, 24 Januari 2017 Banyak sekali amalan
OPTIMALISASIPEMANFAATAN LAHAN AGROFORESTRY MILIK MASYARAKAT DI WILAYAH DAS CIMUNTUR Idin Saepudin Ruhimat dan Devy Priambodo Kuswantoro Balai Penelitian Teknologi Agroforestry Email : [email protected] ABSTRAK Pola agroforestry merupakan pola usahatani yang diyakini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan
. 8i7nwz5bqn.pages.dev/1468i7nwz5bqn.pages.dev/518i7nwz5bqn.pages.dev/2988i7nwz5bqn.pages.dev/1708i7nwz5bqn.pages.dev/498i7nwz5bqn.pages.dev/2798i7nwz5bqn.pages.dev/1188i7nwz5bqn.pages.dev/1958i7nwz5bqn.pages.dev/182
pengasihan surat al an am ayat 103